Kunjungan Kerja, Syaikhu Tinjau Bangunan SMKN 1 Babelan yang Mangkrak

 

Anggota Komisi V DPR RI Ahmad Syaikhu meninjau bangunan SMKN 1 Babelan, Kabupaten Bekasi yang mangrak, Jum’at (4/9). Kegiatan ini dalam rangka Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil).

Politisi PKS itu tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB. Begitu sampai, Syaikhu segera menuju bangunan yang mangkrak. Gedung tersebut terdiri dari 6 ruang kelas. Kondisi bangunan baru sebatas tembok dan rangka atap.

“Ini sudah berapa lama? Mengapa bisa seperti ini? Apa masalahnya?” Tanya Syaikhu kepada Kepala SMKN 1 Saparudin.

“Bangunan ini telah terbengkalai 5 tahun, Pak. Kontraktornya meninggalkan begitu saja,” jawab Saparudin.

Usai itu, Syaikhu berdialog dengan pihak-pihak terkait di aula. Hadir Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan III Casmadi, Anggota F-PKS DPRD Kabupaten Bekasi Ani Rukmini, Saparudin, Komite Sekolah, guru dan tokoh masyarakat setempat.

“Saya mengibaratkan situasi mangkrak ini ibarat seorang anak yang minta ke ayah ditolak. Minta ke ibu tidak diberikan,” kata Syaikhu.

Mantan Wakil Walikota Bekasi itu melihat belum ada kejelasan soal status bangunan yang mangkrak. Seharusnya sudah jadi wewenang provinsi. Namun mungkin karena masa transisi dari kabupeten ke provinsi, sehingga ini belum tuntas.

“Saya coba perjuangkan ini. Menanyakan kepada Pemprov Jawa Barat apakah bisa selesaikan ini. Jika tidak, maka akan saya sampaikan ke Pusat,” jelas Syaikhu.

Syaikhu cukup terkejut ketika mengetahui sekolah ini berprestasi. Berbagai piala dari tingkat kabupaten, provinsi dan nasional diperlihatkan oleh Saparudin. Padahal sekolah ini terletak di tengah sawah.

“Ini luar biasa. Meski ada di tengah persawahan tapi SMKN 1 punya Raihan prestasi membanggakan. Bahkan ada 300 calon siswa yang ditolak tahun ini karena kuota,” jelas Syaikhu.

Syaikhu juga menyinggung akses menuju sekolah. Untuk tiba di SMKN 1, jalan tanah berlubang dan bergelombang sepanjang 2 KM harus dilewati.

“Jalannya rusak. Masih tanah dan bergelombang serta berlubang. Padahal ini dekat sumur minyak Pertamina. Harusnya mulus,” ungkap Syaikhu.

Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) itu berharap, fasilitas pendidikan harus diprioritaskan. Sebab ini kunci membangun bangsa dan negara.

“Fasilitas pendidikan harus jadi prioritas. Itu jika kita serius ingin mencerdaskan dan membangun bangsa ini,” tegas Syaikhu.

Leave a Comment