Ahmad Syaikhu: Adanya Fenomena Gengster karena Minimnya Moralitas dan Nilai Nilai Agama
JATIASIH – Wakil Walikota Bekasi, H Ahmad Syaikhu turut menghadiri agenda jaring aspirasi (reses) anggota DPRD Kota Bekasi, Daddy Kusrady di Kelurahan Jatimekar Kecamatan Jatiasih pada Sabtu (03/06). Pada kesempatan itu, Syaikhu menyampaikan persoalan perilaku dan tindakan kriminal yang dilakukan sekelompok anak muda atau gangster yang cukup meresahkan masyarakat Kota Bekasi.
Selain mengajak masyarakat untuk sama-sama memerangi penyakit sosial tersebut, pria yang santer akan mendampingi Deddy Mizwar di gelaran Pilkada Gubernur Jawa Barat 2018 ini menegaskan pentingnya memperkokoh tiga pilar untuk mengantisipasi dan mendeteksi tawuran antar gengster di Kota Bekasi.
“Adanya fenomena gengster ini karena minimnya moralitas mereka dan jauh dari nilai-nilai agama. Mereka seolah-olah menganggap yang mereka hadapi adalah musuh besar mereka,” ucap Syaikhu yang juga ketua DPW PKS Jawa Barat ini.
Faktor pencetus kedua terkait adanya tingkat kekerasan pada anak muda menurut Syaikhu yaitu adanya pengaruh obat-obatan terlarang. Dengan dipengaruhi zat yang terkadung di dalam obat-obatan tersebut kata Syaikhu, mereka akan terangsang serta memiliki efek keberanian yang sesaat.
“Jadi mereka melakukan aksi kekerasan di luar kontrol mereka karena adanya pengaruh zat tersebut,” paparnya.
Selain kedua faktor diatas, menurut Syaikhu ada satu faktor lagi yang juga bisa membuat labil emosi kaum anak baru gede (ABG) untuk ikut-ikutan mengikuti tindakan anarkis tersebut.
“faktor lingkungan pun sangat berperan, anak baru gede ini kan mengganggap kalau mereka tidak ikut mereka tidak dianggap sebagai laki-laki,” katanya.
Namun begitu Syaikhu pun masih menaruh rasa optimisnya bahwa anak-anak muda di Kota Bekasi tidak banyak yang mengikuti tindakan anarkis gerombolan gengster. Pria berjengot ini mengatakan kebanyakan anak muda yang masuk ke dalam perilaku tersebut adalah dari luar Kota Bekasi.
“Meskipun kejadian di Kota Bekasi seperti Pondokgede dan Jatiasih, kebanyakan anak-anak ABG berasal dari luar Kota Bekasi,” bebernya.
Sementara itu, Daddy Kusrady yang merupakan anggota dewan dari Fraksi PKS dari daerah pemilihan (Dapil) Jatiasih menambahkan, perbuatan para gengster tersebut merupakan tindakan kriminal. Maka itu dewan berkacamata ini meminta kepada aparat kepolisian untuk menindak tegas para pelaku.
“Kami meminta kepada aparat kepolisian dan aparat TNI untuk menindak tegas pelaku. Harus ada sangsi tegas kepada mereka agar ada efek jeranya buat mereka,” ucapnya.
Selain memberikan himbauan dan antisipasi maraknya aksi para gengster, Daddy pun memberikan informasi kepada masyarakat di daerah pemilihannya terkait Kartu Sehat berbasis NIK.
Menurutnya jangan sampai ada masyarakat yang menjadi miskin karena sakit. maka itu adanya program pemerintah Kota Bekasi berupa kartu sehat harus betul-betul bisa dimanfaatkan masyarakat Kota Bekasi.
“Kurang lebih ada 100 Milyar yang dianggarkan pemerintah untuk kartu sehat bagi masyarakat Kota Bekasi. Jadi jangan sampai mereka sakit malah jadi jatuh miskin,” pintanya.
Masyarakat yang memang dikategorikan menerima kartu sehat seperti penghasilan di bawah 3.5 juta dan baru terkena PHK serta masuk kategori miskin, maka harus segera mengurusnya dengan meminta surat rekomendasi ke RT dan RW. Setelah itu dilanjutkan di Kelurahan dan Kecamatan.
“Dari camat rekomendasikan ke Dinas Sosial dan dikeluarkan Surat Jaminan Perawatan (SJP), baru setelah itu dikeluarkan SKTM oleh Dinas Kesehatan,” tukasnya.
Dan setelah itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi mencocokan nomor NIK sesuai dengan Kartu Identitas masing-masing sebelum diterbitkannya Kartu Bekasi Sehat.
Menurut Daddy tidak bisa dipungkiri bahwa Kartu Bekasi sehat ini menjadi jualan incumbent karena tahun politik dan kami selaku dewan dari partai pengusung pemerintah pun sudah seharusnya memberikan informasi ini kepada masyarakat.
“jadi masyarakat Kota Bekasi hsrus mendapatkan fasilitas kesehatannya dengan baik di 38 rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta,” pungkasnya. (tnc)