“Kalau semula hanya dua pekan sekali setiap bulannya, mulai sekarang akan kami buat sepekan sekali,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Minggu (19/10).
Menurut dia, rencana penambahan frekuensi program tersebut dilatarbelakangi permintaan masyarakat yang setiap bulannya rutin mengikuti kegiatan tersebut.
“Memang program ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat, tidak hanya berwisata keluarga murah, tetapi juga bagi aktivitas perekonomian di sekitarnya,” ujarnya.
Permintaan agar program ini dilakukan sepekan sekali salah satunya datang dari komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memanfaatkan momentum itu untuk berjualan.
“Tidak apa-apa, silakan berjualan selama sampahnya dibersihkan lagi dan selama berjualan pun harus tertib,” katanya.
Pihaknya segera mengomunikasikan penambahan frekuensi car free day kepada sejumlah aparatur terkait, seperti Dinas Perhubungan dan Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota.
“Mudah-mudahan mulai minggu depan kami siap gelar lagi car free day persis seperti hari ini,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan penambahan hari car free day ini untuk memberikan ruang kepada warga untuk berolahraga dan bersosialisasi dengan keluarga.
“Ini ruang untuk berolahraga dan untuk kebersamaan keluarga,” kata Ahmad Syaikhu.
Sementara itu, pedagang buku gambar dan aneka poster Ricky (35) menyambut baik gagasan itu.
“Dua pekan sekali saja saya sudah banyak dapat untungnya, apalagi kalau setiap pekan,” katanya.
Menurut dia, para pedagang di area Car Free Day Kota Bekasi mulai dari Simpang Kayuringin hingga Simpang Jembatan Layang K.H. Noer Alie Summarecon Bekasi bersedia menjaga kebersihan dan kondusivitas acara.
“Kalau tukang poster, tidak ada sampahnya. Akan tetapi, nanti saya akan mengajak rekan pedagang supaya taat dengan aturan,” ujarnya. (Sumber: Berita Satu)
