Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut Pemkot Bekasi melakukan rapat sinergitas pembangunan aeromovel dengan mengundang Konsorsium Aeromovel Indonesia dan Jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bekasi, Rabu, (25/3) diruang Wakil Walikota Bekasi, Kantor Pemkot Bekasi.
Konsorsium Aeromovel Indonesia terbentuk dari tiga perusahaan yang menginisiasi kegiatan itu, yakni PT Publik Privat Partership, PT Intiadi Dwi Mitra Sejahtera, dan PT Cakar Bumi Integrasi.
Wakil Walikota Bekasi H Ahmad Syaikhu juga ikut dalam pembahasan rencana tersebut.
“Kesepakatan kerja sama telah dijalin antara perusahaan konsorsium bersama dengan Pemkot Bekasi pada 19 Maret 2015. Saat ini telah mamsuki tahapan perencanaan pembangunannya,” kata Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu.
“Saya berharap rapat pembahasan kali ini memberikan hasil yang baik untuk perencanaan pembangunan aeromovel,” katanya.
Menurutnya, proyek aeromovel yang memakan dana investasi senilai Rp2 triliun itu diproyeksikan berlangsung pengerjaan fisiknya berdasarkan rencana kerja (renja) Mou pada Februari 2016 mendatang dan ditargetkan memakan waktu pengerjaan selama dua tahun.
“Saya berharap rencana kerja mewujudkan aeromovel ini harus ada pengetatan jadwal untuk dijadikan pedoman, bukan hanya jadwal di atas kertas,” katanya.
Dia juga berpesan ada koordinasi yang baik antara konsorsium bersama tim teknis Pemkot Bekasi agar perencanaan pembangunannya bisa selesai tepat waktu.
“Saya sudah instruksikan para kepala SKPD yang akan masuk tim teknis untuk merealisaikan beberapa dokumen pendukungnya, termasuk perizinan lahan dan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Windhu Hidrato perwakilan dari Konsorsiu. Aeromovel Indonesia mengatakan trayek moda transportasi aeromovel itu rencananya akan membentang dari Perumahan Kemang Pratama, Bekasi Selatan menuju ke kawasan utara di Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Bekasi Utara dengan total panjang 24 kilometer.
Kereta yang memiliki dua rangkaian gerbong dengan daya menampung 300 penumpang itu akan melaju di rel gantung setinggi lima meter dari permukaan tanah.
“24 kilometer sudah termasuk lintasan dua arah, pulang-pergi, jadi masing-masing 12 kilometer,” kata Windhu.
Windhu melanjutkan pertemuan pihaknya dengan SKPD terkait mengenai kesepakatan bersama untuk merealisaikan sistem angkutan umum masal aeromovel khusus untuk kota Bekasi.
“Ada kesepakatan dulu kemudian kami akan menyiapkan kajian master plan dan seluruhnya. Karena sistem transportasi harus terintegriasi dengan moda transportasi lainnya. Studi dan kajian akhir tahun bisa semoga dapat selesai” katanya. (MC Bekasi/AF/goeng)