Reformasi Birokrasi, Sebuah Keniscayaan

 

  1. Latar belakang
    1. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) masih berlangsung hingga saat ini.
    2. Tingkat kualitas pelayanan publik yang belum mampu memenuhi harapan public.
    3. Tingkat efisiensi, efektifitas dan produktivitas yang belum optimal dari birokrasi pemerintahan.
    4. Tingkat transparansi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan yang masih rendah.
    5. Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai yang masih rendah.

 

  1. Reformasi birokrasi sebuah keniscayaan
    1. Esensi dari program reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan publik yang lebih baik, dan meningkatkannya secara terus menerus.
    2. Untuk dapat memberikan pelayanan terbaik, organisasi harus diatur dan disusun berdasarkan fungsi untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan pelayanan yang diharapkan masyarakat (penataan organisasi).

i.    modernisasi organisasi,

ii.    pemisahan, penggabungan, dan penajaman fungsi organisasi

  1. Seiring dengan hal itu, proses dan prosedur juga harus dibenahi agar tidak saja akuntabel dan transparan, tetapi juga ringkas, singkat, dan murah.

i.    analisis dan evaluasi jabatan,

ii.    analisis beban kerja, dan

iii.    penyusunan Standar Prosedur Operasi (SOP).

  1. Untuk menjalankan itu semua dibutuhkan SDM yang kompeten serta bekerja secara terukur dan disiplin. Di titik inilah kita baru relevan membicarakan reward dan punisment.

i.    penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,

ii.    pembangunan assessment center,

iii.    penyusunan pola mutasi,

iv.    peningkatan disiplin, dan

v.    pengintegrasian Sistem Informasi Manajemen SDM.

  1. Reformasi birokrasi sangat tergantung pada pemimpin. Dengan kata lain, sebagus apapun sistem yang diterapkan tetap saja tergantung kepada siapa yang memimpin instansi tersebut.  Disinilah diperlukan keteladanan seorang pemimpin.
  2. Saya sepakat dengan Pak Anggito dalam bukunya ‘Refleksi dan Gagasan Kebijakan Fiskal’, ia menyampaikan reformasi birokrasi di bawah kepemimpinan yang jujur, tegas, dan visioner merupakan syarat penting dalam mengubah cara pikir birokrat. Yang sering mengganggu adalah budaya ewuh pakewuh dan comfort zone. Ini menyebabkan SDM yang berani mengambil keputusan dan visioner harus tersingkir atau dimutasi.

 

  1. Simpulan
    1. Reformasi birokrasi adalah sebuah keharusan.
    2. Reformasi harus mencakup penataan organisasi, penyempurnaan proses dan prosedur, peningkatan disiplin dan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
    3. Optimisme bahwa aparat baju coklat siap melaksanakan reformasi birokrasi dibawah kepemimpinan yang baik.

 

Leave a Comment