Wawalkot Temui Pelaku Kekerasan Anak di Polsek Pondok Gede
Bekasi – Sore tadi (20/2/2014) pelaku kekerasan anak Pondok Melati ditemui Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu di Polsek Pondok Gede. Dalam kunjungannya itu Ahmad Syaikhu menanyakan kepada para pelaku alasan mereka berbuat kekerasan. Terlebih kebanyakan mereka masih berusia dibawah umur alias para pelajar.
Ahmad Syaikhu sebagai pejabat pemerintah daerah merasa berkewajiban terhadap generasi muda Bekasi. Dari pertemuan itu ia mendapatkan hal yang menarik untuk dijadikan pelajaran bersama. Kunjungannya itu sekaligus mengklarifikasi informasi yang sudah terlanjur dibesarkan media massa, bahwa pelaku kekerasan anak di Pondok Melati bukanlah geng motor seperti yang diberitakan selama ini.
“Mereka bukan geng motor. Media mohon meluruskan duduk persoalan. Tidak ada pertarungan antar geng. Dan tak ada aksi geng motor. Tak ada geng Amerika. Itu kepanjangan (anak merdeka kali sari) jakarta. Dan Tengky boy cuma komunitas anak-anak. Dan mereka anak-anak seperti pada umumnya. Masih status pelajar. Dan hanya 1 yg putus sekolah,” jelasnya mengutip akun twitter @sahabatsyaikhu.
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu bahkan mengajak anak-anak pelaku kekerasan itu bicara dari hati ke hati. Syaikhu bertanya kepada mereka apa dan kenapa melakukan seperti itu.
Ditanya demikian, anak-anak itu bercerita tentang diri, keluarga mereka dan kronologi kejadian kekerasan itu. Bahkan diantara mereka ada yang menangis menyesal. Mendengar penjelasan itu, Syaikhu mengungkapkan jika anak-anak pelaku kekerasan itu tidak hanya sebagai pelaku namun juga korban dari ketidakpedulian orang tuanya.
“Anak-anak itu pelaku dan sekaligus korban. Korban dari kurang perhatian dan pengawasan orang tua. Orang tua yang masa bodoh,” sebutnya.
Dari kejadian ini, Syaikhu berharap para orang tua bisa mengawasi anak-anaknya serta mengurangi tempat kerumunan anak yang berimplikasi negatif. Game online juga harus dibatasi jam operasinya, setidaknya ada batas maksimal jam 21.00.
“RW/RT Harus membatasi tempat kerumunan anak-anak dilingkungan masing-masing. Rasa peduli dan peka masyarakat harus ditumbuhkan. Yang utama pengawasan dan perhatian orang tua mutlak. Jika anak belum pulang diatas jam 21. Orang tua berkewajiban mencari,” tambahnya.
Wawalkot Ahmad Syaikhu juga mengajak anak berdoa bersama dan berjanji tidak melakukan hal yang sama. Mengenai jam belajar, ia menekankan Kota Bekasi harus memberlakukan aturan jam belajar. Namun jam belajar yang terbaik adalah yang berbasis dan diawasi masyarakat sendiri. Dirinya juga berharap kepada korban kekerasan, agar segera sembuh dan pulih. “Mari kita doakan agar segera pulih,” ujar Syaikhu. (ito/feb)