Pemkot Bekasi Kaji Monorel sebagai Angkutan Massal
Ide untuk mengadakan angkutan massal monorel berjenis Aeromovel sedang dikaji serius Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat. Hal ini ditujukan untuk mengadakan transportasi massal yang cepat dan efisien.
“Wacana itu perlu kajian khusus, karena setiap moda pasti ada positif dan negatifnya,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman mengutip Republika di Bekasi, Sabtu (31/5/2014).
Konsep Aeromovel kata Supandi, sebelumnya dilontarkan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu kepada pihaknya untuk dikaji secara lebih mendalam. Ia menjelaskan Aeromovel sangat mirip dengan monorel, namun yang membedakan adalah tenaga keretanya digerakkan dengan teknologi blower (embusan angin).
Contoh Aeromovel bisa ditemukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur yang biasa digunakan sebagai kendaraan wisata. Kendaraan monorel buatan Brasil itu, menurut Supandi telah bertahan selama 25 tahun lebih di TMII, namun masih layak digunakan karena ramah lingkungan dan mudah perawatannya.
“Saat ini kita sedang melihat topografi Kota Bekasi serta pengendalian ruangnya, apakah armada itu dibutuhkan atau tidak,” katanya.
Mengenai persoalan lahan, Supandi mengaku lintasan Aeromovel tidak memerlukan banyak pembebasan lahan milik warga karena bisa memanfaatkan lahan fasos/fasum yang sudah ada.
“Penyangga relnya paling hanya butuh sedikit lahan saja, itu bisa pakai fasos/fasum,” katanya.
Supandi berasalan, pembebasan lahan milik warga akan sangat menguras anggaran mengingat biaya kompensasi yang mereka minta akan berada di atas harga pasaran yang berlaku saat ini.
“Mungkin dulu tanah-tanah di pusat kota hanya Rp3 juta per meter persegi, tapi sekarang minimal bisa Rp5 juta,” katanya.(ROL/feb)