Dua PDAM Harus Bersinergi Realisasikan Target MDG’s
Upaya Pemerintah Kota Bekasi mencapai target Millenium Development Goals dalam hal penyediaan akses air bersih untuk warganya diakui sulit untuk direalisasikan. Target melayani sedikitnya 80 persen warga perkotaan yang harus direalisasikan tahun 2015 dirasa berat untuk dicapai.
“Saya akui target ini sulit dicapai. Namun bukan berarti kami jadi berpangku tangan menghadapi kesulitan tersebut. Berbagai upaya harus tetap dilakukan,” kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Rabu (13/8/2014).
Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan mendorong Perusahaan Daerah Air Minum setempat untuk mampu memperluas cakupan pelayanan kepada warga.
Dua PDAM yang sama-sama melayani warga Kota Bekasi, yakni PDAM Tirta Patriot dan PDAM Tirta Bhagasasi harus mampu bersinergi dalam rangka melaksanakan upaya pencapaian target ini.
“Sinergi kedua PDAM tak hanya bisa mengupayakan secara bertahap target MDG’s. Tapi juga akan sangat berperan dalam rangka meminimalisir kerusakan lingkungan,” ucapnya.
Syaikhu mengatakan, masyarakat Kota Bekasi saat ini hanya memiliki dua pilihan untuk memenuhi kebutuhannya akan air. Yakni dengan menjadi pelanggan PDAM atau memanfaatkan air tanah.
Namun karena jaringan PDAM belum mencakup seluruh wilayah Kota Bekasi, walhasil belum semua penduduk terakses air bersih produksi PDAM, baik dari PDAM Tirta Patriot maupun PDAM Tirta Bhagasasi.
“Kalau makin banyak warga mengambil air tanah terus-menerus, kerusakan lingkungan akan semakin tak terkendali,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim mengakui hingga saat ini cakupan pelayanan air bersih oleh pihaknya di Kota Bekasi baru 32 persen.
Selain PDAM milik pemerintah daerah, katanya, sudah ada 12 perusahaan pengolahan air milik swasta yang juga melayani masyarakat.
“Namun tetap saja cakupan pelayanannya masih jauh dari target MDG’s yang dipatok,” katanya.
Meski demikian, PDAM Tirta Bhagasasi tak tinggal diam. Upaya perluasan cakupan pelayanan tetap dilakukan.
Salah satunya dengan membangun Instalasi Pengolahan Air tambahan agar bisa meningkatkan kapasitas produksi yang saat ini baru mencapai 2.260 liter per detik.[prlm]