Catatan Harian: Pansus Jiwasraya, Ujian Keberpihakan Partai pada Rakyat

Seorang perempuan paruh baya tampak sedih. Namanya KimKim Ki-Bong, warga negara Korea Selatan. Dia mengadukan nasib buruknya sebagai nasabah Jiwasraya kepada anggota Komisi VI DPR RI, 4 Januari silam.

Dalam bahasa Indonesia, Ki-Bong men gisahkan kepedihannya sebagaisebagai nasabah korban gagal bayar polis produk bancassurance JS Proteksi Plan. Ki-BongKi-Bong adalah seorang janda ekspatriat di Indonesia. Setelah sang suami meninggal dunia, Ki-Bong hendak pulang ke Korea. Namun, ia tak dapat mewujudkannya karena uang yang ia dan sang suami kumpulkan di PT Asuransi Jiwasraya selama ini, tidak bisa diambil.

“Suami saya sudah meninggal, saya mau pulang ke Korea tapi tidak bisa, karena tunggu uang. Di sini sehari-hari juga perlu uang. Saya tunggu uang saya sampai kapan? Uang saya kemana? Di mana? Ada masalah apa? Saya mau tahu,” ungkap Ki-Bong.

Tak hanya ada satu Ki-Bong. Berdasarkan catatan, ada 469 nasabah asing yang bernasib serupa dengan Ki-Bong. Belum lagi nasabah dari dalam negeri.

Kasus Jiwasraya ini sungguh mengejutkan sekaligus memalukan. Sebab, yang menjadi korban bukan hanya rakyat Indonesia, tapi juga orang asing. Jumlah kerugiannya pun fantastis: Sekitar Rp 13,7 Triliun. Melebihi Skandal Bank Century sebesar Rp 6,7 Triliun.

Ini jelas-jelas kejahatan keuangan yang sistemik, rapi dan canggih. Publik baru mengetahuinya ketika persoalan ini sudah sangat memburuk.

Alhamdulillah, saya bersyukur menjadi kader PKS. Sebab dengan cepat, PKS merespons isu ini. Dan Rabu, 15 Januari kemarin, sebanyak 50 anggota DPR dari F-PKS menggulirkan dukungan pembentukan Pansus Jiwasraya.

Yang menyedihkan, ada keinginan dari mayoritas fraksi untuk menjadikan kasus ini sebatas panja. Bukan pansus. Jika benar ini terjadi, sungguh teramat menyedihkan.

Kasus Jiwasraya jadi ujian partai. Sejauh mana partai politik berpihak kepada kepentingan rakyatnya. Di tengah kehidupan ekonomi rakyat yang kian sulit, harga-harga sembako naik, subsidi gas 3 Kg akan dicabut dan seterusnya, sungguh tak elok jika Para Wakil Rakyat menutup mata dengan hanya menjadikan kasus Jiwasraya diselesaikan melalui panja.

Semoga Allah SWT menunjukkan yang benar itu benar. Dan yang salah itu salah.

Aamiin.

Leave a Comment