Wawalkot Ajak Pemuda Lawan Narkoba
Cinta salah satu kota kata yang paling tua dalam peradaban ummat manusia. Namun selalu up to date untuk dibicarakan. Apalagi saat ini, kita membutuhkan cinta untuk saling menguatkan satu dengan yang lainnya sebagai sesama manusia.
Itulah kalimat yang mengawali sambutan Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu dalam seminar yang bertema Cinta, Narkoba, Media Sosial dan Perilaku Menyimpang Pada Remaja yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Psikologi, Fisipol Prodi Psikologi Unisma 45 Bekasi, Rabu (8/1/2014) siang.
Menurutnya cinta yang menjangkit masa-masa muda harus mengandung makna positif. Bukan sebaliknya yang mengarah pada sikap kebabalasan.
Selain itu Ahmad Syaikhu yang juga bertindak sebagai Ketua BNK Kota Bekasi menyoroti permasalahan Narkoba yang menurutnya menjadi perbicangan yang terus menerus dikupas. Karena narkoba sudah menjadi musuh terbesar dan utama negara.
Ia menjelaskan Narkoba telah dan akan memusnahkan generasi masa depan sebuah bangsa. Bisa dibayangkan jika generasi sebuah bangsa telah menjadi santapan narkoba.
“Mau kepada siapa lagi bangsa tersebut berharap. Padahal remaja adalah harapan sekaligus tunas bangsa,” tuturnya.
Syaikhu menambahkan, seharusnya anak-anak muda duduk di bangku sekolah, belajar di perguruan tinggi sekaligus mengembangkan karakternya. Namun yang terjadi, tidak sedikit dari para remaja harus meradang dan mengubur impiannya karena Narkoba.
“Kita Harus Menegaskan Narkoba Adalah Musuh Kita Bersama…Berani Melawan Narkoba….? Berani Menyatakan perang terhadap narkoba..? Tanpa Narkoba. Hebat…!,” himbaunya yang disambut tepuk tangan.
Saat ini pengguna Narkoba di Indonesia mencapai 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini menurut Ahmad Syaikhu, lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Sedangkan pengguna yang berasal dari kalangan remaja berusia 12-21 tahun atau ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta.
“Jika kita biarkan Narkoba ini terus beredar maka kiamat kecil untuk negeri ini tak akan lama lagi. “Kenapa….? Karena generasi mudanya telah layu sebelum berkembang karena Narkoba,” Tambahnya lagi.
Ia juga mengangkat peranan sosial media yang semakin menjamur dikalangan muda. Ia sendiri mengaku sangat merasakan betul manfaat sosial media. Karena dirinya selalu diawasi dan diingatkan lewat akun twitter pribadinya.
“Barangkali salah satu yang hadir di tempat ini pernah memberikan masukan kepada saya. Atau jangan-jangan belum ada yang follow saya? he…he…. ,” canda Ahmad Syaikhu dengan audiens.
Namun dia mengaku kadang merasakan sedih ketika melihat berita di media jika terjadi banyak penyimpangan dan kriminalitas yang fasilitasi oleh sosial media. Ini kekeliruan besar,” tegasnya.
Kemajuan teknologi lanjut Syaikhu, seharusnya diarahkan untuk hal-hal yang positif. Penggunaan sosial media perlu kebijaksanaan dan cerdas menggunakan sosial media. Jangan sampai sosial media merusak remaja.
Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Idonesia (64%).
Seperti diketahui dalam pergaulan dunia maya seperti Facebook ternyata memberikan dampak buruk. Dr Thomas Valente, profesor kedokteran preventif di University of Southern California melakukan penelitian pengaruh media sosial terhadap penggunaan rokok dan alkohol dikalangan remaja.
Survei riset yang melibatkan 1.563 remaja usia 15 dan 16 tahun ini menemukan bahwa banyaknya teman di dunia maya tidak memperngaruhi risiko perilaku. Sedangkan, melihat gambar teman di media sosial yang sedang berpesta atau minum alkohol, justru mempengaruhi perilaku merokok dan minum alkohol pembacanya. Selain itu, meskipun teman dekat mereka tidak minum alkohol, mereka akan tetap lebih mungkin terpengaruh dengan melihat foto di dunia maya. (ito/feb)