Pemuda yang Membuat Bumi Tersenyum
Saya baru saja bertemu seorang pemuda inspiratif nan sederhana. Aktivis lingkungan hidup. Menetap di Karawang, Jawa Barat. Pendiri “KSM Sahabat Lingkungan”.
Namanya Hendro. Singkat, tapi tidak demikian dengan aktivitasnya. Dia telah
menorehkan kebaikan yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar. Bahkan, juga berkrontribusi dalam upaya menyelamatkan bumi.
Hendro bermodal paradigma positif. Bahwa sampah dan limbah domestik yang berasal dari rumah tangga bukan hal yang menjijikkan dan menakutkan. Justru menjadi sarana yang baik untuk melatih kreativitas.
Dengan cara pandang itu, Hendro mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli dan kreatif. Barang yang semula menjadi musuh bagi lingkungan, berubah menjadi komoditi yang dapat menambah pendapatan masyarakat, walau tergolong kecil setiap tahunnya.
Hendro juga memberikan edukasi kepada masyarakat, bagaimana mengembangkan pupuk organik. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan untuk menyuburkan tanaman di sekitar lingkungan, serta menghasilkan buah dan sayuran.
Edukasi Hendro berbuah hasil yang manis. Kini, aktivitas masyarakat terutama Ibu-ibu rumah tangga sudah terbiasa memilah-milah sampah. Organik dan non organik. Ini telah menjadi kebiasaan rutin. Sampah organik mereka olah menjadi pupuk organik, sedangkan sampah non organik mereka pilah kembali. Mana sampah yang bernilai ekonomis untuk langsung dijual dan menghasilkan uang, mana yang non ekonomis, diolah menjadi bahan untuk pembuatan pavingblok plastik.
Aktivitas keseharian sudah terkelola dengan baik. Pembagian tugas kerja berjalan lancar. Sesuai tupoksinya. Menurut saya ini fantastis. Sebab, anggota kelompok ini datang dari masyarakat dengan beragam budaya dan pemikirian, meski mereka tinggal karena meraka dalam satu kompleks perumahan.
Aktivitas yang digagas Hendro ini juga berhasil mengelola limbah domestik sanitasi masyarakat. Dialirkan langsung ke sungai. Perubahan pun terjadi. Sungai yang semula berbau, hitam pekat dan banyak mengandung kuman, kini menjadi air jernih. Bahkan berstandar air baku berdasarkan uji laboratorium.
Hendro membangun Weland Biocord untuk mengolah limbah sanitasi domestik. Gagasan ini Hendro dapatkan dari berbagai sumber dan para pakar. Dia bahkan terbang ke Kota Kitakyushu, Jepang hanya untuk mengadopsi teknologi sederhana namun berskala besar.
Saya menyaksikan sendiri proses pegolahan limbah sanitasi yang digagas Hendro. Prosesnya sangat sederhana. Di muara drainase sanitasi domestik dibangun inlet untuk menampung semua air limbah sanitasi tersebut. Lalu dengan menggunakan air dari inlet, dipompa menuju bak penampungan pertama. Selanjutnya disalurkan ke kolam yang telah dilengkapi dengan instalasi Biocord dan intalasi udara dengan menggunakan mesin blower. Proses absorbsi limbah yang telah terkontaminasi dengan berbagai macam kotoran dan warna tad, dibersihkan serta dijernihkan oleh Biocord yang telah dipenuhi oleh mikroba pengurai. Mikroba inilah sesungguhnya yang menjadi faktor utama dalam proses fresh water treatmentnya. Sehingga sangat ramah lingkungan karena sama sekali tidak menggunakan bahan kimia dan pemutih apapun.
Pada proses terakhir, air ditampung pada kolam penampungan dengan kondisi yang sudah bersih, tidak berbau dan airnya sangat jernih. Kualitas air sudah memenuhi standar berdasarkan tes laboratorium. Air tersebut memiliki pH 6.5. Sehingga bisa dikonsumsi oleh makluk hidup.
Dari Hendro, saya dapat mengambil pelajaran bahwa kepedulian terhadap lingkungan yang didasari oleh pemikiran yang positif akan menghasilkan karya besar untuk banyak orang. Dan bumi pun dibuat tersenyum oleh Hendro.